Sabtu, 29 Juni 2013

Tradisi Masyarakat Indonesia zaman prasejarah

Tradisi Masyarakat Indonesia zaman prasejarah
    1.Sistem Kepercayaan
         Sistem kepercayaan mulai muncul sejak masa berburu & mengumpulkan makanan ( Food Gathering ) dengan ditemukan bukti terdapat  lukisan tangan bercap tanah merah yang memberikan lambang sumber kekuatanatau simbol perlindungan diri terhadap roh jahat. Dalam perkembangannya muncul kepercayaan
a.       Animisme yaitu kepercayaan terhadap roh nenek moyang
b.      Dinamisme, yaitu kepercayaan yang mengangap bahwa setiap benda memiliki kekuatan ghoib
c.       Totemisme, yaitu kepercayaan terhadp hewan tertentu yang dikeramatkan.
  2. Sistem Kemasyarakatan
      Sitem kegotongroyongan, kekeluargaan ,dan kerja sama serta pembagian kerja makin mantap dalam organisasi meskipun sangat sederhana. Adanya upacara menunjukkan masyarakat mulai mengenal status sosial, kekerabatan, dan hubungan perkawinan. Musyawarah pada Musyawarah, merupakan pengambilan keputusan yang tepat.
  3. Pertanian
    Pada awalnya denagn sistem ladang berpindah yang kemudian berkembang menjadi sistem bersawah tetap. Dengan demikian, secara tidak langsung kemampuan kemampuan mereka bertambah melalui panca usaha tani meskipun dalam taraf sederhana. Alat-alat pertanian pun juga semakin bertambah maju seiring dengan perubahan zaman.
   4. Perlayaran
   Keadaan geografis indonesia yang merupakan negara kepulauan,pulau yang satu dengan yang lain dipisahkan olaeh lautan menyababkan bangsa indonesia memiliki kemampuan berlayar. Relief perahu bercadik di Candi Borobudur merupakan bukti bahwa indenesia ahli dalam bidang pelayaran.
   5. Bahasa
       Bahasa yang dipakai nenek moyang kita termasuk bahasa Austronesia (Melayu Polinesia). Menurut H. ken, bahasa  Austronia yang sampai  ke indonesia ini berasal dari daerah campa, Vietnam, Kamboja, dan sekitarnya.
   6. Iptek
       Ilmu astronomi (ilmu Perbintangan) sangat penting dalam menentukan musim untuk keperluan pertanian dan aktivitas perlayaran. Teknologi yang mereka kuasai terutama teknik pengecoran logam, baik melalui teknik bivolve maupun dengan teknik a cire perdue.
A.     Cara bivalve
Mula-mula dibuat tuangan atau cetakan dari tanah liat yang dibakar. Tuangan atau cetakan itu terdiri daridua bagian yang digabungkan menjadi satu sebelum diisi denga cairan perunggu. Setelah cairan logam yang dimasukkan telah membeku,ccetakan lalu dipisahkan. Cara ini hanya dapat digunakan untuk membuat benda-benda yang bentuknya sederhana dan akan selalu meniggalkan suatu garis yaitu bekas sambungan cetakan.
B.     Cara a cire perdue
Barang yang akan dicetak lebih dulu dibuat dari lilin. Kemudian lilin dibalut denag tanah liat, lalu dibakar. Lilin akan meleleh keluar dari lubang yang sengaja di buat. Bekas lilin tadi kemu
dian diisi dangan cairan perunggu. Sesudah logam mengeras cetakan dipecahkan.
7.   kesenian  
        Seni dalam arti yang luas ternyata telah dikenal dan dikuasai oleh bangsa kita. Seni membuat barang menghasilkan benda-benda yang beraneka ragam, halus dan indah terutama benda logam. Seni gamelan dan seni wayang serta seni lukis (membatik) dapat dijadikan sebagai hiburan maupun sebagai wujud Kreatifitas bangsa Indonesia yang tinggi.
8.   Ekonomi
   Dengan hasil produksi yang tinggi pada masa bercocok tanam muncullah aktifitas perdagannag dalam bentuk barter. Hubungan perdagannag bertambah luas ketika memasuki zaman logam sebab tidak setiap daerah memiliki atau menghasilkan logam.
C.   Jejak-Jejek Sejarah Indonesia
1.      Folklore (cerita rakyat)
Folklore adalah adat istiadat tradisional dan cerita rakyat yang diwariskan secara turun-temurun dan tidak di bukukan. Folklore di bedakan menjadi dua, yaitu folklore lisan dan non lisan.
a.    Floklore lisan
Di Indonesia sebagai besar cerita rakyat di tuturkan dalam bahasa daerah. Bahasa daerah di Indonesia beraneka ragam, seperti:Bahasa Jawa (di Jawa Tengah, Jawa timur, dan banten), Bahasa melayu (Sumatra barat, Bengkulu, Riau), Bahasa Batak (Sumatara Utara), Bahasa betawi (Jakarta), dan lain-lain. Cerita rakyat pada umumnya tidak dikenal pengarangnya sehingga di anggap sebagai umumyang mendukungnya. Biasanya terbesar dari mulut kemulut sehingga penyebarannya mengalami perubahan atau penyimpangan bentuk serta isinya dari yang terdahulu sehingga lahirnya berbagai versi cerita rakyat. Begitu pula ketika mendapat pengaruh dari luar yang meenyusup dalam cerita maka pengaruh asing pun dapat di telaah, baik unsur-unsurnya maupun latar belakang kultural.
Cerita rakyt yang hidup dalam masyarakat memiliki fungsi, antara lain sebagai berikut.
1)      Sebagai unsur hiburan
Terlihat saat apa cerita itu dituturkan. Biasnya pada waktu malam, ketoka orang-orang sudah selesai dengan pekerjaan.di suatu tempat merekai berkerumun mendengarkan terbang, gambang, dan sebagainya. Penyebabnya ada juga yang melalui pementasan teaterrakyat yang dilakonkan  olaeh beberapa orang  dengan menggunakan kostum sesuai peranannya. Ada lagi jenis penuturan cerita rakyat yang di anggap sacral, penuturan di pilih orang-orang tertentu yang memiliki dan menguasai dunia ghaib. Apabila upacara sacral itu hanya dilaksanakan sekali setahum maka cerita yang di anggap itu pun hanya bisa di dengar  sekali setahun pula.
2)      Sebagai sarana pendidikan 
Sesunggauhnya bercerita pada dasarnya ingin menyampaikan pesan atau amanat yang bermanfaat bagi perkembangan watak dan kepribadian para pendengarnya. Dengan dikemas melalui cerita yang  mengasyikan maka nashihat akan mudah diterima dan ajaran yang terkandung dalam cerita itu mudah diserap.
3)       Sebagai penggalan rasa ke setia kawanan diantara warga yang menjadi pemilik cerita tersebut.
Karena merasa memilki perasaan keturunan dan bernenek moyang sama itulah yang mengikat batin  mereka dan se akan-akan disahkan oleh kisah leluhur yang dituturkan dalam bentuk cerita rakyat.
4)      Sebagai pengokoh nilai-nilai social budaya yang berlaku salam masyarakat
Dalam cerita rakyat terkandung ajaran etika dan moral yang bisa dipakai  sebagai pedoman-pedoman bermasyarakat, terhadap larangan dan pantangan yang perlu di hindari dan bagi masyarakat penduduknya bisa menjadi tuntunan tingkah laku dalam pergaulan sosial yang diberikan kepada para pendengar tanpa dipaksa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar