Masyarakat
indonesia mulai mengenal tulisan pada
sat berkembangnya pengaruh Hindu – Budha di Indonesia. Hal tersebut di buktikan
dengan di temukannya tulisan berhuruf pallawa dan tulisan berbahasa sansekerta.
Sama halnya dengan pada masa praaksara, pewarisan tradisi tertulis merupakan
bentuk kesadaran.sejarah. mereka memandang bahwa masalalu perlu diingat,
dicatat, dan di wariskan kepada generasi berikutnya.
1. Tradisi Sejarah dalam Bentuk
Rekaman Tertulis
Bentuk
rekaman tertulis sering disebut dengan naskah. Naskah – naskah di Indonesia
pada umumnya menggunakan bahasa dearah asal naskah itu ditulis, seperti bahasa
Sunda, Jawa, Bugis, Melayu, Aceh, Minang dan sebagainya. Naskah kuno merupakan
sumber informasi kebudayaan daerah pada masa lampau. Di dalamnya mengandung ide
– ide, gagasa, dan berbagai macam pengetahuan tentang alam semesta menurut
persepsi budaya masyarakat yang bersangkutan. Naskah juga mengandung antara
lain ajaran – ajaran moral, filsafat, dan keagamaan. Bentuk lain rekaman
tertulis yaitu prasasti, kitab, dokumen, dan lain sebgainya.
a. Prasasti
adalah tulisan yang terdapat pada sebuah batu yang di buat atas perintah raja.
Tujuannya adalah mengabadikan sebuah peristiwa penting yang di alami oleh
seorang raja atau sebuah kerajaan. Prasasti tertua yang di temukan di Indonesia
adalah Prasasti Yupa yang berisi tentang upacara penghormatan terhadap para
pendahulu dan pemberian hadiah kepada para pendeta atau kaum brahmana yang
memimpin upacara tersebut. Prasasti ini berisi tentang raja – raja yang
memerintah di kerajaan Kutai.
b. Kitab
adalah tulisan para pujangga kerajaan yang dapat di jadikan petunjuk untuk
menyingkapkan suatu peristiwa sejarah. Namun, tulisan – tulisan para pujangga
tersebut tidak terlepas dari pengaruh kekuasaan sehingga sering kali tidak
netral. Hal ini di karenakan isi kitab tidak lebih dari sekedar mengagung –
agungkan seorang raja yang sedang berkuasa.
c. Dokumen
adalah surat berharga yang tertulis atau tercetak yang dapat di pakai sebagi
bukti atau keterangan .
2. Perkembangan penulisan sejarah di
Indonesia
a. Penulisan
Sejarah - Hindu Budha dan Islam
Penulisan sejarah pada zaman ini
berpusat pada masalah – masalah pemerintahan dari raja – raja yang berkuasa.
Penulisanyya bersifat istana sentris, yaitu berpusat pada keinginan dan
kepentingan raja. Penulisan yang penting pada masa Hindu – Budha lebih banyak
pada batu – batu besar yang di kenal dengan nama prasasti. Tujuannya adalah agar generasi penerus dapat mengetahui bahwa adad suatu peristwa
penting yang terjadi dalam suatu kerajaan pada saat seorang raja memerintah.
Penulisan suatu peristiwa yang terjadi
pada masa kekuasaan raja – raja islam ditulis dalam kitab – kitab. Sebagaimana
pada masa hindu – Budha, penulisannya mengikuti petunjuk raja. Selainsebagian
besar berisi tentang masalah politik, kitab – kitab pada masa kerajaan islam
berisi pula tentang kehidupan masyarakatnya dalam bidang lain seperti keagamaan
( tentang ajaran – ajaran agama islam), sosial, dan ekonomi.
b. Penulisan
sejarah masa colonial
Pada zaman kekuasaan bangsa – bangsa
barat ( eropa) di Indonesia, penulisan peristiwa sejarah lebih bertujuan untuk
memperkokoh kekuasaan di Indonesia. Selain itu, urusan mereka lebih merupakan
sarana propaganda untuk kepentingan mereka sekaligus untuk mengendurkan
semangat perlawanan.
c. Penulisan
sejarah masa pergerakan nasional Indonesia
Pada zaman pergerakan nasional
Indonesia, tulisan – tulisan yang dibuat berperan dalam membangkitkan semangat
perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah. Denagn tulisan – tulisan ini,
rakyat Indonesia menyadari dirinya sebagai bangsa tertindas. Perasaan
ketertindasan ini membangkitkan semangat perjuangan untuk membebaskan diri.
d. Penulisan
sejarah masa Indonesia merdeka
Penulisan sejarah masa Indonesia merdeka
berorientasi pada masa depan bangsa dan Negara Indonesia yang telah berhasil di
Proklamasikan tanggal 17 Agustus 1945. Penulisan sejarah juga bertujuan agar
pengalaman buruk yang dialami oleh bangsa Indonesia di masa lampau tidak
terulang lagi di kemudian hari.
D.
Melacak Jejak Sejarah Indonesia Melalui
Folklore
Berdasarkan
asal katanya, folklore berasal dari
kata yaitu, folk dan lore . kata folk dapat diartikan sebagai kelompok orang yang memiliki ciri –
ciri pengenalan fisik, sosial, dan kebudayaan sehingga dapat dibedakan dari
kelompok – kelompok lainnya. Kata lore
diartikan sebagai tradisi dari folk,
yaitu sebagian kebudayaan yang diwariskan secara turun – temurun, baik secara
lisan maupun melalui suatu contoh yang disertai dengan isyarat atau alat bantu
pengingat. Jadi dapat disimpulkan bahwa folklore
adalah adat – istiadat tradisional dan cerita rakyat yang diwariskan secara
turun – temurun dan tidak di bukukan. Adapun ciri – ciri folklore adalah sebagai berikut,
1. Diwarisakn
kepada generasi muda secara lisan
2. Bersifat
tradisional dan relatif tetap
3. Bersifat
anonim
4. Memiliki
bentuk yang sama
5. Menjadi
milik bersama masyarakat
6. Ada
dalam versi berbeda – beda
7. Mempunyai
kegunaan dalam kehidupan bersama suatu kolektif
8. Pralogis,
yaitu mempunyai logika sendiri yang tidak sesuai dengan logika umum, dan
9. Bersifat
polos dan lugu sehingga sering kali kelihatan kasar dan terlalu spontan.
Folklore dibagi menjadi tiga yaitu
folklore lisan, folklore sebagai lisan, dan non lisan.
1.
Folklore
a. Folklore
lisan
Folklore
lisan adalah folklore yang diciptakan, disebar luaskan, dan diwariskan secara
lisan, seperti puisi rakyat, dan cerita rakyat.
1) Puisi
rakyat adalah sastra yang bahasa terikat oleh irama, ritme, matra serta
penyusunan lirik dan baik. Terdapat bermacam-macam puisi, seperti puisi bebas,
puisi berpola, dan puisi baru.
2) Bahasa
rakyat adalah bahasa yang dijadikan sebagai alat komunikasi diantara rakyat
dalam suatu masyarakat atau bahasa yang dipakai sebagai sarana pergaulan dalam
kehidupan sehari-hari. Di Indonesia terdapat banyak sekali bahasa rakyat,
misalnya bahasa batak, bahasa jawa, dan bahasa dayak.
artikelnya bagus gan, smoga artikel saya dapat saling melengkapi
BalasHapus.
MARKIJAR.Com - Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia Masa Praaksara dan Masa Aksara