Minggu, 30 Juni 2013

PRINSIP-PRINSIP DASAR PENELITIAN SEJARAH


PRINSIP-PRINSIP DASAR PENELITIAN SEJARAH 

Sumber sejarah dapat dibedakan menjadi 2 yaitu surnber primer dan surnber sekunder. Dari sumber-sumber ini  akan didapatkan data-data kernudian diseleksi secara teliti dan hati-hati. Bukti dan fakta inilah yang disebut dengan sumber berita sejarah. Pada kesempatan ini, akan dejelaskan prinsip-prinsip peneilitian sejarah yang dimulai dari pencarian data-data sejarah, sumber-sumber sejarah yang berupa benda rnaupun rekaman. Pelajari dengan baik materi berikut ini. Materi ini disusun dan dikembangkan berdasarkan standar kornpetensi dan kompetensi dasar berikut ini.
Standar Kompetensi     :  Memahami prinsip dasar ilmu sejarah.
Kompetensi Dasar        :  Menggunakan prinsip-prinsip dasar penelitian sejarah

Materi Pembelajaran
A.        Pendahuluan
Suatu pengetahuan supaya menjadi ilmu pengetahuan harus memenuhi tiga syarat yaitu:
1                     - objeknya harus jelas,
2          -ada metodenya
             -ada sistematikanya.
Sejarah memiliki objek yang jelas berupa peristiwa yang terjadi pada masa lampau yang penting dialami manusia atau suatu masyarakat. Kedua tentang metode. Penyelidikan sejarah juga memakai metode yang disebut metode Historis Metode Historis ialah cara penyelidikan masalah yang penelaahannya secara ilmiah dan prospektip historis. Maksud prospektif menganalisis masalah untuk masa sekarang dan masa depan berdasar sejarahnya masa lampau, sebab masalah itu berlanjutan.
Di dalam menganalisis masalah, umumnya dicari generalisasinya, supaya mudah memahami kenyataan kenyataan yang lalu maupun yang sekarang, malahan untuk melihatjauh ke depan. Dalam metode ini juga dilakukan penafsiran gejala, peristiwa maupun gagasan yang timbul pada masa lampau
Adapun Iangkah-Iangkah dalam penelitian sejarah berupa : 
1. Heuristik 
Heuristik adalah usaha untuk mencari dan mengumpulkan sumber-sumber yang berkaitan dengan objek atau judul penelitian. Untuk memperoleh data tentang masalah-masalah terutama dipakai sumber dokumenter. Untuk sumber peristiwa sejarah sekarang, orang mengembangkan pula sumber moral yang berasal dan mereka yang mengalami peristiwa itu, biasanya diberikan secara lisan. Mereka yang memberikan keterangan apa adanya disebut responden. Wujud dan sumber sejarah bermacam-macam. Ada yang berupa tulisan, berupa benda, dongeng maupun tradisi. Sering dibedakan antara sumber primer dan sekunder. Umumnya yang dimaksud sumber primer ialah sumber yang belum ada subjektifikasi dan pengolah sumber. Sedang yang termasuk sumber sekunder yang sudah ada subjektifikasinya dan pengolah sumber. Tetapi untuk membedakan secara tegas perbedaan itu juga sering mengalami kesulitan. Dan sumber-sumber itu, kita mendapatkan data-data sejarah. Data-data itu merupakan bahan mentah. Dan data-data yang telah diuji kebenarannya, kita peroleh fakta sejarah.Contoh sumber primer berupa hasil wawancara dengan narasumber, autobiografi, dokumen, arsip, buku yang ditulis oleh pelaku sejarah sendiri. Sedang sumber sekunder contohnya biografi
2.   Verifikasi 
     Verifikasi berupa tindakan memeriksa, mengoreksi atau menilai terhadap kebenaran sumber-sumberyang telah ada Jika sumber telah terkumpul maka diseleksi dan diadakan klasifikasi Hal ini sering disebut kritik sejarah. Derajat kegunaan sumber berbeda-beda. Ada yang penting sekali, ada yang agak penting, ada yang tidak bisa dipercaya, mungkin ada yang palsu. Mengklasifikasikan sumber memang sukar sebab selain kiasifikasi berdasar derajat kegunaannya, harus diklasifikasikan berdasar waktu pembuatan sumber tersebut. Kritik terhadap sumbercbedakan antara ekstern dan intern.Kritik ekstern misalnya sumber itu ash atau tidak, dipalsu atau tidak. Jadi, berhubungan dengan keadaan sumber itu sendiri. Sedang kritik intern berhubungan dengan relevansinya sumber itu terhadap masalah yang akan ditulis. Misalnya mau menulis sejarah Majapahit, tetapi yang didapat sumber zaman Islam, maka sumber itu tidak relevan.
 3.      Interpretasi
Interpretasi adalah memberi kesan, penatsiran, pendapat atau pandangan teoritis terhadap data       yang  diperoleh. Sumber sejarah perlu diinterpretasi atau ditelaah. Misalnya buku dongeng, batu bertulis, tradisi, surat kabar, dokumen-dokumen dan lain-lainnya. Buku yang dahulu ditulis untuk menuliskan sejarah pun harus ditelaah, sebab cara penulisan waktu itu sangat dipengaruhi oleh pandangan waktu itu. Kita ambil contoh kitab Babad Tanah Jawi. Apalagi sumber yang berujud benda. Untuk berbicara sumber benda butuh interpretasi. Dalam menginterpretasi daya roman penting sekali, tetapi daya ini tidak boleh liar, harus dibimbing oleh sumber dan bisa dipertanggungjawabkan. Di dalam menginterpretasi sumber ini kita harus berpegangan pada suatu patokan. Yang kita pakai ialah pandangan yang Indonesia sentris. Dan cara menguraikan secara analitis di mana dipentingkan hal-hal kausaliteit dan kesinambungannya. Harus pula diikuti arah umum dan penulisan sejarah. Misalnya, sekarang berkurangnya uraian politis tetapi lebih banyak hal ekonomis, sosial dan budaya. karena kompleksnya suatu peristiwa sejarah, maka dalam menganalisis harus dilihat dan bermacammacam segi (multi dimensi). Di dalam interpretasi inilah perlunya ketajaman otak untuk menganalisis sumber. Di sini pulalah sering banyak perbedaan pendapat antara para ahli. Penganalisisan sumber penting sekali, supaya hash penulisannya bersifat analitis, tidak sekedar deskriptif atau naratif. Dalam menganalisis tentu kita berdasar konsep-konsep tertentu maupun berdasar teori-teori atau menggunakan hipotesa-hipotesa. Mengenai penggunaan konsep-konsep maupun teori-teori, sering tidak secara eksplisit (secara terang dinyatakan). Tetapi baiknya dalam penelitian, teori-teori yang digunakan dikemukakan secara eksplisit, supaya orang lain menjadi jelas.
Contoh: Dalam prasasti Tugu (kerajaan Tarumanegara) dikatakan bahwa:
“Purnawarman dalam tahun pemerintahannya yang ke-22 telah menggali sebuah sungai yaitu Sungai Gomati, yang panjangnya 6122 busur ( ± 12 km) dalam waktu 21 hari, di samping Sungai Candrabhaga (Kali Bekasi). Setelah selesai dilakukan selamatan dengan memberi hadiah 1 00 ekor lembu kepada para Brahmana.”
Dan isi prasasti Tugu kita dapat menafsirkan, antara lain sebagai berikut.
a.       Masyarakatnya bercorak agraris.
b.      Raja Mulawarman sangat memperhatikan kepentingan rakyat.
c.       Rakyat bekerja secara bergotong royong (sifat kekeluargaan).
d.      Kondisi masyarakat aman, tenteram, dan damai.

4.      Historiografi
Historiografi adalah penelitian sejarah yang merupakan puncak dan usaha pengerjaan sejak pertanyaan mulai diajukan sampai suatu jawaban. Dalam menuliskan sejarah, para sejarawan harus memperhatikan beberapa hal, seperti:
a.       bersifat Indonesia sentris,
b.      sesuai dengan pandangan sekarang, supaya bisa diterima oleh zamannya,
c.       mengingat adanya Nation-building (pembentukan karakter bangsa),
d.      memperhatikan struktur dan gaya penulisannya sehingga cara penyajiannya mengandung unsur seni dan bersifat komunikatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar