PRINSIP-PRINSIP
DASAR PENELITIAN SEJARAH
Sumber sejarah dapat dibedakan menjadi 2 yaitu surnber primer dan surnber
sekunder. Dari sumber-sumber ini akan
didapatkan data-data kernudian diseleksi secara teliti dan hati-hati. Bukti dan
fakta inilah yang disebut dengan sumber berita sejarah. Pada kesempatan ini,
akan dejelaskan prinsip-prinsip peneilitian sejarah yang dimulai dari pencarian
data-data sejarah, sumber-sumber sejarah yang berupa benda rnaupun rekaman.
Pelajari dengan baik materi berikut ini. Materi ini disusun dan dikembangkan
berdasarkan standar kornpetensi dan kompetensi dasar berikut ini.
Standar
Kompetensi : Memahami prinsip dasar ilmu sejarah.
Kompetensi Dasar
: Menggunakan prinsip-prinsip dasar penelitian sejarah
Materi
Pembelajaran
A.
Pendahuluan
Suatu pengetahuan supaya menjadi ilmu pengetahuan harus memenuhi
tiga syarat yaitu:
1 -
objeknya harus
jelas,
2 -ada metodenya
-ada
sistematikanya.
Sejarah memiliki objek yang jelas berupa peristiwa yang terjadi
pada masa lampau yang penting dialami manusia atau suatu masyarakat. Kedua
tentang metode. Penyelidikan sejarah juga memakai metode yang disebut metode
Historis Metode Historis ialah cara penyelidikan masalah yang penelaahannya
secara ilmiah dan prospektip historis. Maksud prospektif menganalisis masalah
untuk masa sekarang dan masa depan berdasar sejarahnya masa lampau, sebab
masalah itu berlanjutan.
Di dalam menganalisis masalah, umumnya dicari generalisasinya,
supaya mudah memahami kenyataan kenyataan yang lalu maupun yang sekarang,
malahan untuk melihatjauh ke depan. Dalam metode ini juga dilakukan penafsiran
gejala, peristiwa maupun gagasan yang timbul pada masa lampau
Adapun Iangkah-Iangkah dalam penelitian sejarah berupa :
1.
Heuristik
Heuristik adalah usaha untuk mencari dan mengumpulkan sumber-sumber
yang berkaitan dengan objek atau judul penelitian. Untuk memperoleh data
tentang masalah-masalah terutama dipakai sumber dokumenter. Untuk sumber
peristiwa sejarah sekarang, orang mengembangkan pula sumber moral yang berasal
dan mereka yang mengalami peristiwa itu, biasanya diberikan secara lisan.
Mereka yang memberikan keterangan apa adanya disebut responden. Wujud dan
sumber sejarah bermacam-macam. Ada yang berupa tulisan, berupa benda, dongeng
maupun tradisi. Sering dibedakan antara sumber primer dan sekunder. Umumnya
yang dimaksud sumber primer ialah sumber yang belum ada subjektifikasi dan
pengolah sumber. Sedang yang termasuk sumber sekunder yang sudah ada subjektifikasinya
dan pengolah sumber. Tetapi untuk membedakan secara tegas perbedaan itu juga sering
mengalami kesulitan. Dan sumber-sumber itu, kita mendapatkan data-data sejarah.
Data-data itu merupakan bahan mentah. Dan data-data yang telah diuji
kebenarannya, kita peroleh fakta sejarah.Contoh sumber primer berupa hasil wawancara dengan narasumber,
autobiografi, dokumen, arsip, buku yang ditulis oleh pelaku sejarah sendiri.
Sedang sumber sekunder contohnya biografi
2. Verifikasi
Verifikasi berupa tindakan memeriksa, mengoreksi atau menilai
terhadap kebenaran sumber-sumberyang telah ada Jika sumber telah terkumpul maka
diseleksi dan diadakan klasifikasi Hal ini sering disebut kritik sejarah.
Derajat kegunaan sumber berbeda-beda. Ada yang penting sekali, ada yang agak
penting, ada yang tidak bisa dipercaya, mungkin ada yang palsu.
Mengklasifikasikan sumber memang sukar sebab selain kiasifikasi berdasar
derajat kegunaannya, harus diklasifikasikan berdasar waktu pembuatan sumber
tersebut. Kritik terhadap sumbercbedakan antara ekstern dan intern.Kritik ekstern misalnya sumber itu ash atau tidak, dipalsu atau
tidak. Jadi, berhubungan dengan keadaan sumber itu sendiri. Sedang kritik
intern berhubungan dengan relevansinya sumber itu terhadap masalah yang akan
ditulis. Misalnya mau menulis sejarah Majapahit, tetapi yang didapat sumber
zaman Islam, maka sumber itu tidak relevan.
3.
Interpretasi
Interpretasi adalah memberi kesan, penatsiran, pendapat atau
pandangan teoritis terhadap data yang diperoleh. Sumber sejarah perlu diinterpretasi
atau ditelaah. Misalnya buku dongeng, batu bertulis, tradisi, surat kabar,
dokumen-dokumen dan lain-lainnya. Buku yang dahulu ditulis untuk menuliskan
sejarah pun harus ditelaah, sebab cara penulisan waktu itu sangat dipengaruhi
oleh pandangan waktu itu. Kita ambil contoh kitab Babad Tanah Jawi. Apalagi
sumber yang berujud benda. Untuk berbicara sumber benda butuh interpretasi.
Dalam menginterpretasi daya roman penting sekali, tetapi daya ini tidak boleh
liar, harus dibimbing oleh sumber dan bisa dipertanggungjawabkan. Di dalam
menginterpretasi sumber ini kita harus berpegangan pada suatu patokan. Yang
kita pakai ialah pandangan yang Indonesia sentris. Dan cara menguraikan secara
analitis di mana dipentingkan hal-hal kausaliteit dan kesinambungannya. Harus
pula diikuti arah umum dan penulisan sejarah. Misalnya, sekarang berkurangnya
uraian politis tetapi lebih banyak hal ekonomis, sosial dan budaya. karena
kompleksnya suatu peristiwa sejarah, maka dalam menganalisis harus dilihat dan
bermacammacam segi (multi dimensi). Di dalam interpretasi inilah perlunya
ketajaman otak untuk menganalisis sumber. Di sini pulalah sering banyak
perbedaan pendapat antara para ahli. Penganalisisan sumber penting sekali,
supaya hash penulisannya bersifat analitis, tidak sekedar deskriptif atau
naratif. Dalam menganalisis tentu kita berdasar konsep-konsep tertentu maupun
berdasar teori-teori atau menggunakan hipotesa-hipotesa. Mengenai penggunaan
konsep-konsep maupun teori-teori, sering tidak secara eksplisit (secara terang
dinyatakan). Tetapi baiknya dalam penelitian, teori-teori yang digunakan
dikemukakan secara eksplisit, supaya orang lain menjadi jelas.
Contoh: Dalam
prasasti Tugu (kerajaan Tarumanegara) dikatakan bahwa:
“Purnawarman dalam tahun pemerintahannya yang ke-22 telah menggali
sebuah sungai yaitu Sungai Gomati, yang panjangnya 6122 busur ( ± 12 km) dalam
waktu 21 hari, di samping Sungai Candrabhaga (Kali Bekasi). Setelah selesai
dilakukan selamatan dengan memberi hadiah 1 00 ekor lembu kepada para Brahmana.”
Dan isi prasasti Tugu kita dapat menafsirkan, antara lain sebagai
berikut.
a.
Masyarakatnya
bercorak agraris.
b.
Raja Mulawarman
sangat memperhatikan kepentingan rakyat.
c.
Rakyat bekerja
secara bergotong royong (sifat kekeluargaan).
d.
Kondisi
masyarakat aman, tenteram, dan damai.
4.
Historiografi
Historiografi adalah penelitian sejarah yang merupakan puncak dan
usaha pengerjaan sejak pertanyaan mulai diajukan sampai suatu jawaban. Dalam
menuliskan sejarah, para sejarawan harus memperhatikan beberapa hal, seperti:
a.
bersifat
Indonesia sentris,
b.
sesuai dengan
pandangan sekarang, supaya bisa diterima oleh zamannya,
c.
mengingat
adanya Nation-building (pembentukan karakter bangsa),
d.
memperhatikan
struktur dan gaya penulisannya sehingga cara penyajiannya mengandung unsur seni
dan bersifat komunikatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar