Manfaat
Peninggalan Sejarah
1. Sebagai
bukti yang tidak dapat dibantah kebenarannya.
Misalnya kita
akan membantah bahwa nenek moyang kita bukanlah bangsa yang bodoh. Bangsa
Indonesia adalah keturunan bangsa yang mempunyai daya cipta yang mengagumkan.
Kalau tidak ada buktinya, kita akan disanggah orang. Dengan peninggalan sejarah
itu, kita dapat buktikan bahwa bangsa Indonesia bukan bangsa yang bodoh, seperti:
Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Candi Borobudur dan Candi Prambanan yang
dibangun beberapa abad yang lalu, sampai sekarang masih dikagumi orang di
seluruh dunia. Candi Borobudur dan Candi Prambanan dikagumi sebagai hasil
ciptaan yang luar biasa. Bahkan Candi Borobudur termasuk salah satu keajaiban
dunia, yang tidak semua bangsa memiliki bangunan yang ajaib.
Contoh lain
bahwa peninggalan sejarah adalah bukti yang tidak dapat dibantah kebenarannya
adalah kita menyatakan bahwa bangsa
Indonesia benci kepada penjajahan. Hal ini pun dapat kita buktikan dengan
peninggalan sejarah, antara lain: dengan pendirian benteng-benteng di
Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa kaum penjajah selalu diganggu oleh
perlawanan rakyat Indonesia, seperti:
a. Benteng
Victoria dan Benteng Duurstede di Maluku.
b. Benteng
Rotterdam di Ujung Pandang.
c. Benteng
Amsterdam di Manado.
d. Benteng
Speelwijk di Banten.
e. Bénteng
Vredenburg di Yogyakarta.
f. Benteng
Marlborough di Bengkulu dan lain-tam.
Jadi,
benteng-benteng didirikan untuk alasan pertahanan dan keamanan merupakan bukti
bahwa bangsa Indonesia selalu menentang penjajahan. Hal ini makin jelas
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi: “maka penjajahan diatas dunia harus dthapuskan....”
2.
Memberikan
pelajaran yang sangat berguna bagi kita.
Misalnya bahwa
kemerdekaan itu sungguh tak ternilai harganya. Sebagai bangsa yang pernah
dijajah, bangsa Indonesia betul-betul menghargai kemerdekaan. Bangsa Indonesia
sudah merasakan betapa pahitnya dijajah oleh bangsa lain. Sungguh hina hidup
sebagai bangsa yang dijajah. Jadi, melalui peninggalan, baik yang berupa teks
Proklamasi maupun bendera pusaka yang dijahit Ibu Fatmawati menunjukkan suatu
pengorbanan dan perjuangan yang besar dalam meraih kemerdekaan.
3.
Memajukan
pariwisata dan devisa negara.
Sekarang
peninggalan-peninggalan sejarah di Indonesia dijadikan objek pariwisata untuk
menarik wisatawan, baik domestik maupun mancanegara yang tak ternilai harganya.
Khususnya wisatawan. mancanegara, peninggalan-peninggalan sejarah kita dapat
meningkatkan penghasilan devisa negara. Devisa adalah alat-alat pembayaran luar
negeri yang dibutuhkan oleh setiap negara.
Dengan demikian,
peninggalan sejarah membuat kita Iebih memahami séjarah, memiliki harga din sebagai
bangsa maupun memiliki kebanggaan nasional sebagai bangsa Indonesia di samping
secara ekonomi mendatangkan pendapatan.
Bangunan
Candi
Dan berbagai ragam jejak peninggalan
zaman sejarah adalah candi, suatu bangunan yang merupakan wujud akulturasi budaya
India dan Indonesia. Di India, candi disebut dewa grha artinya rumah dewa.
Jadi, fungsi candi sebagai tempat untuk beribadat. Di Indonesia disebut candi
dihubungkan dengan candika sebutan untuk Dewi Durga sebagai dewa maut. Candika grha adalah candi untuk Dewi
Durga. Maka sering di Indonesia ada candi sebagai tempat makam yang di dalamnya
dikubur pripih, yaitu bermacam-macam benda sebagai lambang rohnya yang sudah
bersatu dengan dewa penitisnya. Tetapi ada juga candi yang hanya sebagai tempat
beribadat seperti di India.
Bagian-bagian
candi, terdiri dan:
1. Kaki
candi : bentuknya persegi dan
di tengahnya ada yang ditanam pripih.
2. Tubuh
candi : terdiri atas sebuah
bilik yang isinya arca perwujudan.
3. Atap
candi : terdiri dan tiga
tingkatan, bagian atas Iebih kecil daripada puncaknya, ada Iingga atau stupa.
Dalam gaya maupun ornamennya antara
candi India dengan candi Indonesia banyak perbedaannya. Menurut FDK Bosch,
dasar bangunan candi ialah buku cilpa castra, tetapi sudah diubah dan
disesuaikan dengan keadaan di Jawa. Pembuat candi dan patung adalah orang
Indonesia yang telah mendapat didikan di India, patung di Indonesia sering
merupakan patung perwujudan seorang raja, terutama di Jawa Timur. Kelompok
candi ada bermacam-macam, misalnya candi negara, candi desa, candi dan biara,
dan lain-lain.
Perbedaan
Candi di Jawa Tengah dan di Jawa Timur
Banyak perbedaan antara candi tipe Jawa
Tengah dengan Jawa Timur. Perbedaan ini karena di Jawa Timur pengaruh India
makin berkurang sedangkan kebudayaan asli makin berpengaruh. Perbedaan itu ialah:
Sudut Pandang
|
Di Jawa Tengah
|
Di Jawa Timur
|
|
a.
|
Arah
hadap
|
- Ke
tinur menghadap India sebagai tempat suci.
|
- Ke
barat nenghadap matahari yang disebut srengenge dan Sang Hyang E (pengaruh asli).
|
b.
|
Patung-patungnya
|
- merupakan
gantaran dewa, bentuknya lemah gemulai, gayanya tribhangga terdiri dari kepala, badan, dan kaki tidak satu garis
lurus, lingkaran sinar di belakang kepala (prabhamandalanya).
|
- Lebih
kaku, agak tegak, ditekankan sebagai perwujudan orang sudah meninggal,
lingkaran sinar di belakang seluruh tubuh.
|
Mas bro/mbak bro, mohon luangkan waktu sebentar, intip channel
BalasHapushttps://www.youtube.com/playlist?list=PLU6w5hjcerHPrIevKGDEvPxRwLL9eBZ-J
Seorang rider motovlog yang mengupas peninggalan bersejarah di nusantara Indonesia,
Upload video 3x seminggu