Sabtu, 29 Juni 2013

Cara Masyarakat Prasejarah Mewariskan budaya

Cara Masyarakat Prasejarah  Mewariskan Budaya
Pada awal kehidupannya manusia belum mengenal adanya tulisan. Mereka diperkirakan hanya menggunakan bahasa lisan maupun bahasa isyarat sebagai sarana komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Maka tidak ada peninggalan pada masa ini yang bersifat tertulis. Masa ketika manusia belum mengenal tulisan dan meninggalkan keterangan tertulis sezaman disebut zaman Praaksara, Nirleka atau masa prasejarah. Mengenai kapan jaman prasejarah dimulai secara pasti sulit dicari pembuktiannya. Tetapi kapan berakhirnya jaman prasejarah jelas lebih mudah karena telah ada peninggalan yang berupa tulisan.
Manusia yang hidup pada zaman Prasejarah pun sering disebut manusia praaksara. Ilmu untuk menyelidiki masyarakat dan budaya manusia pada zaman Praaksara disebut ilmu praaksara. Menyelidiki dan meneliti manusia prasejarah memang cukup sulit, karena tidak ada sumber tertulis sehingga untuk menyelidiki manusia prasejarah digunakan benda-benda peninggalannya.
Untuk menuliskan kembali kehidupan masyarakat prasejarah yang tidak meninggalkan peninggalan yang tertulis maka diperlukan benda-benda peninggalan masyarakat prasejarah sebagai pendukungnya. Benda-benda prasejarah kebanyakan terpendam di dalam tanah. Dengan demikian diperlukan penggalian, penelitian dan analisa. Benda-benda prasejarah ada yang berupa alat-alat dari batu, kayu, tulang, besi, perunggu, tanah dan fosil. Karena masa prasejarah waktunya sangat lama maka hanya peninggalan yang tahan lama saja yang masih ada. Berdasarkan benda-benda yang ditemukan maka dapat diketahui cara hidup manusia pada jaman dahulu.
Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan alat-alat yang ditinggalkan (diwariskan) oleh manusia pada masa tersebut antara lain adalah kapak perimbas, alat serpih dan alat dari tulang. Alat-alat ini ditemukan di berbagai wilayah Indonesia seperti Gunung Pacitan, Sangiran, dan sebagainya. Setelah memasuki masa bercocok tanam peralatan yang ditinggalkan bentuknya semakin baik. Alat-alat yang ditinggalkan itu diantaranya adalah beliung persegi, kapak lonjong, mata panah, gerabah dan perhiasan.
Setelah menetap dan bercocok tanam kehidupan mereka semakin maju. Mereka kemudian pandai membuat alat-alat dari logam. Masa itu disebut masa perundagian artinya masa dimana orang sudah pandai membuat alat-alat dengan teknik yang cukup tinggi. Peninggalan alat-alat dari masa perundagian itu diantaranya adalah nekara perunggu, kapak perunggu, bejana perunggu, arca-arca perunggu, perhiasan serta benda-benda dari besi. Kepandaian membuat alat-alat dari logam berasal dari Dongson (Vietnam). Artinya bahwa pada saat itu sudah terjadi hubungan antara Indonesia dengan Vietnam terutama hubungan dagang.
Terjadinya hubungan antara pulau pada masa itu disebabkan tidak hanya karena factor perdagangan saja tetapi juga factor agama maupun budaya. Hal ini dapat dilihat berdasarkan benda-benda peninggalan masyarakat pada masa tersebut. Misalnya pada masa perundagian dapat dilihat adanya hubungan antara kebudayaan Dongson (Vietnam) dengan indonesia dalam rangka pembuatan alat-alat dari logam. Alat-alat tersebut ada yang dibuat untuk kebutuhan perdagangan tetapi ada juga yang khusus dibuat untuk kebutuhan yang berhubungan dengan agama atau kepercayaan. Jadi dari alat-alat yang ditinggalakan oleh manusia prasejarah akhirnya dapat dilakukan rekronstruksi kembali sejarah Indonesia pada masa sebelum mengenal adanya tulisan.
Selain dengan peninggalan-peninggalan yang berupa benda, masyarakat pra sejarah dalam mewariskan masa lalunya juga dilakukan dengan beberapa cara diantaranya adalah:
a.      Dengan pelatihan, yaitu dengan mengajarkan apa yang dimiliki oleh generasi sebelumnya kepada generasi berikutnya. Hal ini dilakukan oleh nenek moyang mereka terutama berhubungan dengan masalah ekonomi,  social maupun kepercayaan. Misalnya cara pembuatan barang dari batu maupun logam yang berkaitan dengan masalah ekonomi yaitu untuk diperjual belikan. Sedangkan untuk masalah social yaitu berhubungan dengan masalah status social melalui pelatihan kepemimpinan yang diturunkan dengan cara yang cukup demokratis melalui penerapan prinsip primus inter pares. System kekerabatan pun telah tersusun secara berkelompok yang terdiri atas beberapa keluarga. Mereka telah melaksanakan distribusi tugas menurut kedudukan sosialnya. Sedangkan yang berkaitan dengan kepercayaan seperti pembuatan Menhir, dolmen atau nekara yang sangat besar yang berhubungan dengan kepercayaan. Sehingga pelatihan pembuatan barang ini dilakukan dengan tujuan yang berbeda-beda.
b.      Dengan karya-karya yang berupa alat-alat kehidupan, sarana ibadah, upacara-upacara tradisional,lagu-lagu, tarian, dongeng dan pembuatan alat dan bangunan. Karya-karya tersebut diwariskan kepada generasi berikutnya dengan sadar maupun tidak sadar dan sangat melekat dengan kehidupan generasi sesudahnya. Karya-karya ini bahkan banyak yang masih bisa kita lihat dan masih berkembang terus menerus sampai saat ini, seperti kapak perimbas, beliung persegi, menhir, sarcophagus, dolmen dan alat-alat dari logam. Tarian dan lagu yang ditinggalkan oleh nenek moyang bangsa Indonesia masih terasa adanya hingga tradisi yang ada pada saat ini terutama yang berkaitan dengan pemujaan roh nenek moyang dengan segala bentuk tari dan lagu yang ada.
c.       Warisan yang berupa cerita atau sering disebut tradisi lisan yang berupa cerita dongeng, adat istiadat, tradisi dan lain sebagainya yang terus berkembang. Tradisi lisan pada masyarakat yang belum mengenal tulisan merupakan sumber sejarah masa lampau terutama berkaitan dengan sejarah local. Namun demikian sifat subyektif dari sejarah lisan memang sangat kuat sehingga tradisi lisan ini semakin lama semakin sulit dicari sumber aslinya karena terus ditambah atau dikurangi tradisi lisan itu oleh generasi berikutnya. Dengan demikian keaslian tradisi lisan itu semakin sulit didapatkan. Penggunaan tradisi lisan sebagai sumber sejarah harus sangat hati-hati cara penggunaannya, terutama berkaitan dengan sifat subyektif dari tradisi lisan tersebut. Tradisi lisan yang berkembang di mayarakat diantaranya adalah Folklor. Dimana Folklor lisan dapat berupa mite maupun legenda dan dongeng. Tradisi lisan penyebarannya melalui dua cara. Pertama malalui saksi mata yang melihat peristiwa itu secara langsung. Kedua melalui saksi yang tidak melihat secara langsung tetapi mendengar dari saksi langsung. Sedangkan tradisi lisan yang biasanya sampai kepada kita sampai sekarang berjalan melalui tiga tahap. Pertama dibawa oleh cerita seorang bapak kepada anaknya atau dari generasi ke generasi lainnya. Kedua diperkenalkan melalui adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan, upacara agama dan sebagainya. Ketiga cerita sejarah diabadikan dalam tulisan atau gambar-gambar. Tradisi tersebut kemudian terwariskan secara kontinu hingga saat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar