Senin, 01 Juli 2013

REVOLOSI HIJAU


    Dampak Revolusi Hijau dan lndustrialisasi terhadap Perubahan Teknologu dan Lingkungan
di Berbagai Daerah pada Mase Orde Baru
Munculnya beberapa teknik pertanian pada abad ke - 17 dan abad ke – 18 dapat dilacak dari jenis tanaman baru dan beberapa perubahan ekonomi. Pada masa sekarang ini di negara yang maju dan sedang berkembang terjadi perbedaan makin besar dalam taraf hidup masyarakatnya. Hal ini disebabkan perbedaan antara efesiensi teknologi pertanian dan kenaikan jumlah penduduk. Perubahan-perubahan di bidang pertanian sebenarnya telah berkali - kali terjadi dalam sejarah kehidupan manusia yang biasa dikenal dengan istilah revolusi. Perubahan dalam bidang pertanian itu dapat berupa peralatan pertanian, perubahan rotasi tanaman, dan perubahan sistem pengairan. Usaha ini ada yang cepat dan lambat. Usaha yang cepat Inilah disebut ravolusi, yaitu perubahan secara cepat menyangkut masalah pembaruan teknologi pentanian dan peningkatan produksi pertanian, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Revolusi Hijau merupakan bagian dari perubahan - perubahan yang terjadi dalam sistem pertanian pada abad sekarang ini.
1.   Revolusi Hijau dan Perkembangan IPTEK
Berikut penjelasannya,
a. Revolusi Hijau
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam sektor pertanian di Indonesia tidak Iepas dari perkembangan sektor industri pertanian itu sendiri. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian di dunia di tandai dengan munculnya Revolusi Hijau. Revolusi Hijau adalah perubahan cara bercoook tanam dan cara tradisional ke modern. Revolusi Hijau merupakan perkembangan teknologi pertanian untuk meningkatkan produksi pangan,sehingga jenis bahan makanan yang dikembangkan adalah jenis tanaman yang berupa bahan makanan pokok, seperti gandum, padi, jagung, dan sorgum.
b. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan mengenai bidang tetentu yang disusun secara metodis,
adalah pengetahuan ilmiah untuk menerima cara - cara memprodulsi barang - barang secara massal yang merupakan penerapan ilmu pengelahuan.
2. Tujuan dan Proses Pelaksanaan Revolusi Hijau
Program Revolusi Hijau bertujuan untuk meningkatkan persediaan makanan dengan meningkatkan hasil Iahan pertanian yang dapat dicapai dengan menanam bibit pertanian yang baru dengan disertai perbaikan pengolahan tanah, sistem pengairan, penggunaan pupuk, perlindungan dari serangan hama, dan pengenalan varietas tanaman jenis unggul. Pelaksanaan Revolusi Hijau disponsori oleh Ford dan Rockefeller Foundation yang memiliki dua pusat penelitian yang bernama International Klaize and Wheat Improvement Center dan di Filipina yang bernama IFIRI (International Rice Research Instute). Pusat penelitian di Meksiko dipimpin oleh Norman E. Bourlang. Program Revolusi Hijau ini dilaksanakan melalui empat tahapan yaitu :
a.   Tahap I, teriadi pada tahun 1500 - 1800 yang didasarkan pada pengembangan hasil pertanian seperti jagung dan kentang
b.   Tahap II, terjadi di Eropa dan Amerika pada tahun 1850 - 1950 yang didasarkan pada penggunaan hukum ilmiah terhadap hasil pertanian dan hewan melalui penggunaan pupuk dan pemberantasan hama.
c.    Tahap III, terjadi di negara maju melalui seleksi dan persilangan genetika atas varietas tanaman dan hewan unggul.
d.   Tahap IV yang ditujukan di negara berkembang dengan melakukan kombinasi antara verieta padi dan gandum jenis unggul yang dipilih dan dikembangkan secara khusus di daerah yang beriklim tropis maupun subtropis seperti Negara India, Pakistan, Filipina, Indonesia, dan Turki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar