Senin, 01 Juli 2013

PERKEMBANGAN MASYARAKAT INDONESIA PADA MASA REFORMASI


PERKEMBANGAN MASYARAKAT INDONESIA PADA MASA REFORMASI

A.     Pendahuluan
Reformasi merupakan perubahan yang radikal dan menyeluruh untuk perbaikan Perubahan yang mendasar atas paradigma baru atau kerangka berpikir baru yang dijiwai oleh suatu pandangan keterbukaan dan transparansi merupakan tuntutan dalam era reformasi Reformasi menghendaki adanya perubahan kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara ke arah yang lebih baik secara konstitusional dalam berbagai bidang kehidupan. Ketika terjadi krisis ekonomi, politik, hukum dan krisis kepercayaan, maka seluruh rakyat mendukung adanya reformasi dan menghendaki adanya pergantian pemimpin yang diharapkan dapat membawa perubahan Indonesia di segala bidang ke arah yang lebih baik.

B.     Kondisi Ekonomi dan Politik Sebelum Reformasi
Di tengah.tengah perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara terjadilah ganjalan dalam kehidupan berpolitik menjelang Pemilu 1997 yang disebabkan adanya peristiwa 27 Juli 1996, yaitu adanya kerusuhan dan perusakan gedung DPD PDI yang membawa korban jiwa dan harta.
Tekanan pemerintah Orba terhadap oposisi sangat besar dengan adanya tiga kekuatan politik yakni PPP, Golkar, PDI, dan dilarang mendirikan partai politik lain. Hal ini berkaitan dengan diberlakukan paket UU Politik yaitu,
  1. UU No.1 Tahun l985 tentang Pemilu.
  2. UU No.2 Tahun 1985 tentang Susunan dan Kedudukan Anggota MPR, DPR, DPRD yang kemudian disempurnakan menjadi UU No. 5Tahun 1995.
  3. UU No.3 Tahun 1985 tentang Partai Politik dan Golongan Karya.
  4. UU No. 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan.
Pertikaian sosial dan kekerasan politik terus berlangsung dalam masyarakat sepanjang tahun 1996, kerusuhan meletus di Situbondo, Jawa Timur Oktober 1996. Kerusuhan serupa terjadi di Tasikmalaya, Jawa Barat Desember 1996, kemudian di berbagai daerah di Indonesia.
Memasuki tahun 1997 Indonesia mengadakan Pemilu untuk memilih presiden dan wakil presiden. Pada Pemilu ini Orde Baru sudah di atas angin karena telah mematikan kekuatan-kekuatan dan lawan politiknya
Pada Pemilu tahun 1997 Golkar menjadi pemenang mutlak sehingga menyebabkan Golkar menjadi mayoritas tunggal (Single Majority). Akan tetapi kemenangan Golkar ini sesungguhnya unggul secara formal karena hasil Pemilu tahun 1997 justru pemilih golongan putih sangat banyak. Hal ini dipicu oleh sikap Megawati yang memilih Golput dalam pemilihan umum tahun 1997.
Krisis politik ini menyebabkan ketidakpercayaan dunia internasional. Negara-negara adikuasa menganggap negara Indonesia bukan lagi sebagai negara demokrasi melainkan negara otoriter.
Pencalonan kembali Soeharto menjadi presiden tidak dapat dipisahkan dengan komposisi anggota DPR/MPR yang mengandung unsur nepotisme yang tinggi bahkan hampir semua putra-putrinya tampil dalam lembaga negara ini. Terpilihnya kembali Soeharto menjadi Presiden RI dan kemudian membentuk Kabinet Pembangunan VII yang penuh dengan ciri nepotisme dan kolusi. Mahasiswa dan golongan intelektual mengadakan protes terhadap pelaksanaan pemerintahan ini. Di samping hal tersebut di atas, sejak 1997 Indonesia terkena imbas. krisis moneter di Asia Tenggara. Sistem ekonomi Indonesia yang lemah tidak mampu mengatasi krisis, bahkan kurs rupiah 1 Agustus 997 dari Rp2.575,00 menjadi Rp 5.000,00, per dolar Amerika. Ketika nilai tukar makin memburuk, krisis lain menyusul yakni pada akhir tahun 1997 pemerinntah melikuidasi 16 bank. Kemudian disusul membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) yang bertugas mengawasi 40 bank bermasalah. Kepercayaan dunia terhadap kepemimpinan Soeharto semakin menurun Pada April 1998, 7 bank dibekukan operasinya dan nilai rupiah terus melemah sampai Rp l0.000,00 per dolar.
Hal ini menyebabkan terjadi aksi mahasiswa di berbagai kota di seluruh Indonesia. Keadaan semakin kacau ketika pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM dan ongkos angkutan. Tanggal 4 Mei 1998 semakin memperluas aksi anti Soeharto, bahkan pada 12 Mei 1998 aksi mahasiswa Trisakti berubah menjadi bentrokan fisik yang membawa 4 korban meninggal yakni Elang Mulia, Hari Hartanto, Hendriawan, dan Hafiadin  Royan
Pertikaian sosial dan kekerasan politik terus berlangsung dalam masyarakat sepanjang tahun 1996 kerusuhan meletus di Situbondo Jawa Timur Oktober 1996. Kerusuhan serupa terjadi di Tasikmalaya Jawa Barat Desember 1996, kemudian di berbagai daerah di Indonesia. Hal seperti ini memengaruhi kondisi politik, sosial, dan ekonomi Indonesia. Bagaimana pendapat Anda dengan adanya pertikaian tersebut? Bagaimana cara Anda sebagai seorang pelajar menyikapi kondisi masyarakat yang penuh ketidakstabilan tersebut?
C.     Lahirnya Reformasi di Indonesia
Reformasi adalah perubahan yang bersifat radikal yang terjadi dalam kehidupan masyarakat yang menyangkut berbagam bidang kehidupan, seperti bidang politik, ekonomi sosial dan budaya. Perubahan yang dilakukan adalah menuju ke arah perbaikan atau untuk menjadi lebih baik daripada kondisi sebelumnya.
Gerakan reformasi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998 merupakan gerakan dari berbagai komponen masyarakat untuk melakukan perubahan dan pembaruan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan berngara karena pemerintah pusat terlalu berkuasa, rakyat hanya sebagai pelengkap. Militer memegang kekuasaan politik di semua bidang sehingga demokrasi tidak berjalan, penangkapan terhadap aktivis sering terjadi, perekonomian nasional terpuruk, KKN merajalela, hukum tidak dapat  ditegakkan, dan moralitas bangsa sudah begitu rapuh. Adapun kronologi lahirnya reformasi adalah sebagai berikut,
  1. Keberanian tokoh Amien Rais yang membongkar kebobrokan sistem pengelolaan PT Freeport di Papua atau Irian Jaya yang sangat merugikan negara. Hal ini telah membuka keberanian anggota masyarakat untuk mengkritik pemerintah yang tidak memihak pada rakyat.
  2. Peristiwa tanggal 27 Juli 1996 (Kudatuli), yakni penyerangan kantor pusat PDI yang masih ditempati PDI Megawati oleh PDI pro Suryadi. Suasana politik makin memanas. Kritik terhadap pemenintah makin keras karena pemerintah membiarkan tindakan anarkis dan ketidakadilan itu teriadi.
  3. Terpilihnya kembali Soeharto sebagai presiden RI pada bulan Maret 1998 telah menuai kritikan tajam karena Presiden Soeharto tidak mau mendengar suara rakyat. Pembentukan kabinet yang penuh nuansa kolusi dan nepotisme menuai gelombang protes untuk segera melakukan perubahan dan reformasi terhadap kehidupan politik di Indonesia.
  4. Terjadi demonstrasi mahasiswa secara besar-besaran di Universitas Trisakti pada tanggal 12 Mei 1998. Demonstrasi berakhir dengan bentrokan antara aparat keamanan dan mahasiswa sehingga empat orang mahasiswa tewas tertembak sebagai pahlawan reformasi
  5. Terjadi kerusuhan di Jakarta pada tanggal 13 dan 14 Mei 1998 sehingga perekonomian Indonesia makin terpuruk. Pemerintah harus bertangung jawab dan tuntutan agar Soeharto mundur makin kencang.
  6. Terjadi gerakan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi ke Senayan dan menduduki gedung DPR MPR RI pada tanggal 19 Mei 1998 menjelang peringatan Hari Kebangkitan Nasional. Sementara itu, di Yogyakarta juga terjadi demonstrasi besar-besaran di Alun Alun Utara untuk mendukung gerakan reformasi
  7. Presiden Soeharto memanggil tokoh tokoh terkemuka (kecuah Amien Rais) diistana pada tanggal 20 Mei 1998. Tokoh-tokoh tersebut oleh presiden akan dibentuk Dewan Reformasi yang akan dipimpin oleh Presiden Soeharto. Namun, upaya tersebut gagal karena tokoh-tokoh itu tidak mendukung. Sementara di gedung DPR-MPR mahasiswa terus-menerus mendesak dan dengan tegas menuntut Presiden Soeharto turun dari jabatannya.
  8. Presiden Soeharto meletakkan jabatannya pada tangga! 21 Mei 1998, bertempat di Istana Negara dan menunjuk B J Habibie untuk menggantikannya Selanjutnya B J Habibie dilantik sebagai Presiden RI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar