PRESTASI BELAJAR
DAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
Diajukan guna memenuhi tugas mata
kuliah
PSIKOLOGI
PENDIDIKAN ISLAM
Dosen
Pengampu : Dr. H. ABDUL WAHIB. M.Ag
Oleh
:
Mudjtahid ( 132610000016 )
PROGRAM
MAGISTER PENDIDIKAN ISLAM
UNIVERSITAS
ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA
2014
KATA PENGANTAR
Dengan
mengucapkan syukur kehadirat Allah Subhanallahu ta’ala yang senantiasa
melimpahkan Rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan tugas perkuliahan yang berjudul “ Prestasi
Belajar dan factor-faktor yang mempengaruhinya ” Sholawat serta salam
kami haturkan ke pangkuan Nabi besar Muhammad SAW. Yang mana telah membawa
masyarakat yang Jahiliyah menuju zaman
Islamiyah yang sangat maju.
Dalam
menyelesaikan Tugas ini penulis banyak mendapat bantuan dan masukan dari
berbagai pihak. Maka dengan setulus hati penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Dr.
H. Abdul Wahib .M.Ag selaku dosen pembimbing mata kuliah Psikologi Pendidikan
Islam
2.
Segenap Bapak dan Ibu Dosen
Pasca Sarjana di Universitas Islam Nahdlatul Ulama ( UNISNU ) Jepara
3.
Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
penyusunan karya tulis ini.
Akhirnya penulis
menyadari bahwa penyusunan Tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, penulis berharap kepada seluruh pembaca untuk memberikan saran dan kritik,
demi menyempurnakan tugas ini. Semoga tulisan ini bermanfaat khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi pembaca.
Jepara,
Maret 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
BAB
.I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang………………………………………………... 1
B. Rumusan
Masalah…………………………………………….. 2
C. Tujuan
Pembahasan…………………………………………... 2
BAB.
II. PEMBAHASAN
A. Prestasi
Belajar……………….………………………………. 3
B. Faktor-
faktor yang mempengaruhi..…………………………. 4
a. Faktor
Intern……………………………………………… 4
b. Faktor
Eksternal………………………………………….. 6
BAB. III.
PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………. 9
B. Saran
dan Kritik………………………………………………. 9
DAFTAR
PUSTAKA
BAB .I
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Prestasi diartikan sebagai hasil usaha yang
dicapai dari apa yang dikerjakan atau yang diusahakan. Seseorang dianggap
berprestasi, jika dia telah meraih sesuatu hasil dari apa yang diusahakannya,
baik karena hasil belajar, bekerja, atau berlatih keterampilan dalam bidang
tertentu.Prestasi merupakan hasil nyata dari puncak pengembangan potensi diri.
Prestasi hanya dapat diraih dengan mengerahkan segala kekuatan, kemampuan dan
usaha yang ada dalam diri kita.
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam prilaku atau
potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon.Seseorang
dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan
perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang
berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang
diberikan guru kepada pelajar, sedangkan respons berupa reaksi atau tanggapan
pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang
terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena
tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur, yang dapat diamati adalah stimulus
dan respons, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa
yang diterima oleh pelajar (respons) harus dapat diamati dan diukur.
Faktot adalah sesuatu hal,keadaan peristiwa dan sebagainya yang
ikut menyebabkan,mempengaruhi terjadinya sesuatu
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu ( orang,
benda ) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang /
tingkah laku seseorang
Ada banyak manfaat yang sangat
berguna dalam hidup ini dapat diperoleh oleh seseorang yang memiliki prestasi
belajar .Orang yang berprestasi tidak akan menyerah dalam menghadapi hambatan
apapun.
Beberapa nilai budi pekerti yang dimiliki oleh mereka yang berprestasi
dalam belajar ,antara lain;
1.
Beriman dan takwa.
2.
Bersikap positif
3.
Cinta ilmu dan teknologi.
4.
Cinta lingkungan
5.
Berani berkarya. Sikap inovatif
dan kreatif
6.
Optimis dan realistis
7.
Tekun
8.
Berwawasan ke depan
9.
Bersemangat
Demikian beberapa nilai budi pekerti berprestasi dan upayanya yang
dimiliki oleh seseorang yang selalu menjungjung tinggi kemajuan yang dicapai
oleh pribadinya.
B. Rumusan
masalah
Dalam penulisan makalah ini penulis memaparkan tentang :
1. Apa yang dimaksud Prestasi Belajar ?
2.
Apa
faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar ?
C.
Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui hakekat Prestasi
Belajar
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
Prestasi Belajar
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PRESTASI BELAJAR
Poerwadarminta
(1987:322) menyatakan bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai.
Pernyataan ini dapat difahami bahwa prestasi adalah hasil usaha yang dicapai
seseorang melalui perbuatan belajar yang memperoleh hasil dalam bentuk tingkah
laku nyata dan baru.
Belajar adalah
suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung
dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengetahuan, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif
konstan dan berbekas. Hal ini bermakna bahwa belajar merupakan perubahan
tingkah laku akibat adanya interaksi antara individu pada lingkungannya
sehingga memperoleh pengalaman.
Jadi jelaslah bahwa
Prestasi belajar dapat dikatakan sebagai ukuran kemampuan yang didapat, dicapai
atau ditampilkan seseorang sebagai bukti dari usaha yang dilakukannya dalam
belajar. Oleh karena itu dapat dikatakan juga bahwa yang disebut dengan
prestasi adalah kemampuan yang diperoleh dengan nilai yang tinggi. Sedangkan
nilai yang sedang bahkan rendah belumlah disebut sebagai prestasi,
walaupun sebenarnya tingkatan sedang atau rendah/kurang adalah gambaran dari kemampuan
atau prestasi yang dicapai seseorang. Karena kemampuan seseorang jalas tidak
ada yang sama tentunya prestasinya pun juga tidak sama.
Prestasi belajar banyak diartikan sebagai seberapa
jauh hasil yang telah dicapai siswa dalam penguasaan tugas-tugas atau materi
pelajaran yang diterima dalam jangka waktu tertentu. Prestasi belajar pada
umumnya dinyatakan dalam angka atau huruf sehingga dapat dibandingkan dengan
satu criteria.
Prestasi belajar kemampuan seorang dalam pencapaian
berfikir yang tinggi.
Prestasi belajar harus memiliki tiga aspek, yaitu kognitif, affektif dan
psikomotor. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya pada
seorang anak dalam pendidikan baik yang dikerjakan atau bidang
keilmuan. Prestasi belajar dari siswa adalah hasil yang telah dicapai oleh
siswa yang didapat dari proses pembelajaran. Prestasi belajar adalah hasil
pencapaian maksimal menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap sesuatu
yang dikerjakan, dipelajari, difahami dan diterapkan.
Semua pelaku pendidikan
(siswa, orang tua dan guru) pasti menginginkan tercapainya sebuah prestasi
belajar yang tinggi, karena prestasi belajar yang tinggi merupakan salah satu
indikator keberhasilan proses belajar. Namun kenyataannya tidak semua siswa
mendapatkan prestasi belajar yang tinggi dan terdapat siswa yang mendapatkan
prestasi belajar yang rendah. Tinggi dan rendahnya prestasi belajar yang
diperoleh siswa dipengaruhi banyak faktor.
Berdasarkan
uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan ukuran
keberhasilan kegiatan belajar siswa dalam menguasai sejumlah mata pelajaran
selama periode siswa dalam menguasai sejumlah mata pelajaran selama periode
tertentu yang dinyatakan dalam
B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR
Menurut Slamet (2003) faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam dua golongan yaitu faktor intern
yang bersumber pada diri siswa dan faktor ekstern yang bersumber dari luar diri
siswa. Faktor intern terdiri dari kecerdasan atau intelegensi, perhatian,
bakat, minat, motivasi, kematangan, kesiapan dan kelelahan. Sedangkan faktor
ekstern terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan
masyarakat.
Mudzakir dan Sutrisno (1997) mengemukakan
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar secara lebih rinci,
yaitu:
- Faktor internal (faktor dari dalam diri manusia)
Faktor ini
meliputi:
1. Faktor fisiologi (yang bersifat fisik) yang meliputi:
a) Karena sakit
b) Karena kurang sehat
c) Karena cacat tubuh
2. Faktor psikologi (faktor yang bersifat rohani) meliputi:
1.
Intelegensi
Setiap orang memiliki tingkat IQ yang berbeda-beda. Untuk klasifikasi umum, saat kita
tidak mengetahui metode apa yang digunakan.
MA =Mental Age
IQ;------X 1000
CA =
cronologikal Age
Bisa
menggunakan klasifikasi dibawah ini (hasil kompromi ketiga metode diatas).
1) 70 – 79
= Tin gkat IQ Rendah / keterbelakangan Mental
2) 80 – 90 = Tingkat IQ Rendah masih Normal ( Dull Normal )
3) 91 – 110 = Tingkat IQ Normal atau Rata-rata
4) 111 – 120 = Tingkat IQ Tinggi kategori Normal (Bright Normal)
5) 120 – 130 = Tingkat IQ Superior
6)
131
atau lebihTingkat IQ Sangat Superior atau Jenius
2. Bakat
Bakat adalah potensi atau kecakapan dasar yang dibawa
sejak lahir. Setiap individu mempunyai bakat yang berbeda-beda. Seseorang akan
lebih mudah mempelajari sesuatu yang sesuai dengan bakatnya. Apabila seseorang
harus mempelajari sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya, ia akan cepat
bosan, mudah putus asa dan tidak senang. Hal-hal tersebut akan tampak pada anak
suka mengganggu kelas, berbuat gaduh, tidak mau pelajaran sehingga nialinya
rendah.
3. Minat
Tidak adanya minat seorang anak terhadap suatu pelajaran
akan timbul kesulitan belajar. Belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak
sesuai dengan bakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhanya, tidak sesuai dengan
kecakapan dan akan menimbulkan problema pada diri anak. Ada tidaknya minat
terhadap suatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran,
lengkap tidaknya catatan dan aktif tidaknya dalam proses pembelajaran.
4. Motivasi
Motivasi sabagai faktor dalam (batin) berfungsi
menimbulkan, mendasari dan mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat
menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan, sehimgga semakin besar
motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya. Seorang yang besar
motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih, tidak mau menyerah dan giat
membaca buku-buku untuk meningkatkan prestasinya. Sebaliknya mereka yang
motivasinya lemah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatianya tidak
tertuju pada pelajaran, suka menggangu kelas dan sering meninggalkan pelajaran.
Akibatnya mereka banyak mengalami kesulitan belajar.
5. Faktor kesehatan mental
Dalam belajar tidak hanya menyangkut segi intelek, tetapi
juga menyangkut segi kesehatan mental dan emosional. Hubungan kesehatan mental
dengan belajar adalah timbal balik. Kesehatan mental dan ketenangan emosi akan
menimbulkan hasil belajar yang baik demikian juga belajar yang selalu sukses
akan membawa harga diri seseorang. Bila harga diri tumbuh akan merupakan faktor
adanya kesehatan mental. Individu di dalam hidupnya selalu mempunyai
kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan, seperti: memperoleh penghargaan,
dapat kepercayaan, rasa aman, rasa kemesraan, dan lain-lain. Apabila kebutuhan
itu tidak terpenuhi akan membawa masalah-masalah emosional dan akan menimbulkan
kesulitan belajar.
- Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar
diri seseorang, faktor ini meliputi :
1. Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan
pertama. Yang termasuk faktor ini antara lain :
a) Perhatian orang tua
Dalam lingkungan keluarga setiap individu atau siswa
memerlukan perhatian orang tua dalam mencapai prestasi belajarnya. Karena
perhatian orang tua ini akan menentukan seseorang siswa dapat mencapai prestasi
belajar yang tinggi. Perhatian orang tua diwujudkan dalam hal kasih sayang,
memberi nasihat-nasihat dan sebagainya.
b) Keadaan ekonomi orang tua
Keadaan ekonomi keluarga juga mempengaruhi prestasi
belajar siswa, kadang kala siswa merasa kurang percaya diri dengan keadaan
ekonomi keluarganya. Akan tetapi ada juga siswa yang keadaan ekonominya baik,
tetapi prestasi prestasi belajarnya rendah atau sebaliknya siswa yang keadaan
ekonominya rendah malah mendapat prestasi belajar yang tinggi.
c) Hubungan antara anggota keluarga
Dalam keluarga harus terjadi hubungan yang harmonis antar
personil yang ada. Dengan adanya hubungan yang harmonis antara anggota keluarga
akan mendapat kedamaian, ketenangan dan ketentraman. Hal ini dapat menciptakan
kondisi belajar yang baik, sehingga prestasi belajar siswa dapat tercapai
dengan baik pula.
2. Lingkungan sekolah
Yang dimaksud sekolah, antara lain :
a. Guru
b. Faktor Fasilitas
c. Kondisi gedung
3. Faktor mass media dan lingkungan sosial (masyarakat)
Faktor mass media meliputi ; bioskop, tv, surat kabar,
majalah, buku-buku komik yang ada di sekeliling kita. Hal-hal itu yang akan
menghambat belajar apabila terlalu banyak waktu yang dipergunakan, hingga lupa
tugas belajar.
4. Lingkungan sosial
Teman bergaul berpengaruh sangat besar bagi anak-anak.
Maka kewajiban orang tua adalah mengawasi dan memberi pengertian untuk
mengurangi pergaulan yang dapat memberikan dampak negatif bagi anak tersebut.
Lingkungan tetangga dapat memberi motivasi bagi anak
untuk belajar apabila terdiri dari pelajar, mahasiswa, dokter. Begitu juga
sebaliknya, apabila lingkungan tetangga adalah orang yang tidak sekolah,
menganggur, akan sangat berpengaruh bagi anak.
Aktivitas dalam masyarakat juga dapat berpengaruh dalam
belajar anak. Peran orang tua disini adalah memberikan pengarahan kepada anak
agar kegiatan diluar belajar dapat diikuti tanpa melupakan tugas belajarnya.
Kesehatan mental yang menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar erat kaitannya dengan religiusitas. Daradjat (Jalaluddin,
2002) menyatakan ada hubungan antara kesehatan mental dan agama. Hubungan
antara kejiwaan dan agama dalam kaitannya dengan hubungan antara agama sebagai
keyakinan dan kesehatan jiwa terletak pada sikap penyerahan diri seseorang
terhadap suatu kekuasaan Yang Maha Tinggi. Sikap pasrah yang serupa itu diduga
akan memberi sikap optimis pada diri seseorang sehingga muncul perasaan positif
seperti rasa bahagia, rasa senang, puas, sukses, merasa dicintai atau rasa aman
(Jalaluddin, 2002).
Religiusitas dan kebermaknaan hidup secara tidak langsung
terkait karena hal itu bisa membuat manusia mengetahui sejauh mana mereka bisa
menghargai hidup dan memanfaatkan hidupnya dengan berperilaku dan berbuat
sesuai dengan ajaran agamanya. Secara tidak langsung agama dapat menjadikan
seseorang sadar akan makna hidup dan bagaimana mereka untuk berbuat lebih baik
untuk masa depan hidupnya dalam meraih prestasi. Seorang religius adalah
individu yang mengerti akan hidup dan kehidupan secara lebih dalam arti
lahiriah semata, yang bergerak dari dimensi vertikal kehidupan dan
mentransenden hidup ini (Rini Lestari dan Purwati, 2002).
BAB IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1.
Untuk
meningkatkan mutu pendidikan perlu adanya tata kelola yang berdasarkan pada
Manajemen Mutu yang berbasis Sekolah/ Madrasah
2.
Peningkatan mutu
pendidikan di Indonesia mengacu pada Standar Nasional Pendidikan
3.
Pengawasan mutu
sekolah dilakukan pemerintah melalui Badan Standar Nasional Pendidikan
B.
SARAN DAN KRITIK
1.
Hendaknya dalam
mengembangkan Pendidikan di Indonesia mengacu pada pengunaan Manajemen Mutu
Berbasis Sekolah /Madrasah dengan mengacu pada SNP
2.
Demikian makalah ini kami
buat untuk memenuhi tugas mata
kuliah yang kami ikuti. Kalau ada saran dan kritik, kami menunggu untuk
perbaikan dimasa mendatang.
3.
Kalau ada kesalahan penulisan ataupun
pembahasan, harap dijadikan periksa adanya hingga tidak ada keraguan lagi dalam
pembahasan ini
4.
Wabillai taufiq wal
hidayah, wassalamu alaikum wr. wb
DAFTAR PUSTAKA
2. http://collection27.blogspot.com/2013/03/mau-tahu-klasifikasi-tingkatan-iq.html
3. Jaap Scheerens :peningkatan mutu
sekolah .Jakarta, Logos,2003
4. Abuddin Nata, Prof, Dr. M.A : Manajemen
Pendidikan , Jakarta, Kencana, 2001
5. Achmad
Slamet,Dr. M.Si : manajemen sumber daya manusia, Semarang,UNNES PRESS,2007
6. M.N.Nasution,
Drs,M.Sc,A.P.U : manajemen Mutu terpadu, Bogor, Ghalia Indonesia, 2004
7. Ahmad
Rozikun M.Pd :manajemen berbasis madrasah,Jakarta, Listafariska Putra,
2008
8. Nurkolis,Drs,M.M , manajemen
berbasis sekolah , Jakarta, Gramedia Widyasarana Indonesia, 2003
9. Syafaruddin
,manajemen mutu terpadu dalam pendidikan , Jakarta, Gramedia Widyasarana Indonesia, 2002
10. Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia : NOMOR
19 TAHUN 2005 tentang STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar